Pages

Sabtu, 28 Maret 2009

Meracau: Sebelum Malam Terlalu Larut

karena malam belum terlalu larut. dan aku memilih untuk berbincang dengan bayangan. dan tenggelam dalam omong kosong kebahagiaan hidup. untuk melupakan sejenak akan yang disembunyikan malam: derita berkepanjangan dan sesak tak tertahan dalam mimpi-mimpi panjang.

kemudian makin tersadarkan oleh tangis bayi lapar di tengah malam. tapi, hei, sang ibu masih menunggu pelanggan setia di perempatan jalan.

hingga kemudian, aku dan bayangan menghentikan masturbasi percakapan. memilih untuk menyalakan radio yang melantunkan lagu tentang zinah.. oh maaf, tentang cinta.

namun hei, tidak ada kisah layaknya sampek-engtay dalam lirik-lirik sendu itu. samar-samar terdengar kata yang merupakan manifestasi individualisme semata: ingin, butuh, mau, mau, mau... mau?!

3 komentar: