Pages

Rabu, 03 November 2010

seperti apa tuhan?

suatu hari, seorang ustadz memberikan ceramah. "tuhan tidak terlihat, tapi terasa keberadaannya."

tiba-tiba saya menceletuk, "kaya kentut dong yah.."

sedikit menahan emosi, ustadz itu kemudian meralat. "tuhan bukan seperti kentut, tapi seperti udara! segar dan dibutuhkan manusia untuk hidup."

secara spontan pula saya merespon. "berarti di luar angkasa gak ada tuhan yah, kan di sana hampa udara.."
setelah berpikir lama, ustadz yang menahan marah itu kemudian melanjutkan lagi. "kalau begitu tuhan seperti listrik. tidak terlihat, namun menjadi daya pembangkit yang besar." 

saya kemudian merespon lagi. "kalau begitu, kalau pakai sandal jepit, kita tidak akan 'kesetrum' tuhan dong?"

tiba-tiba, ustadz menampar saya. matanya terlihat memerah, lalu berkata dengan nada meninggi:

"sakit?! seperti itulah tuhan! seperti rasa sakit! bisa dirasakan, tapi tidak terlihat.."

dengan menahan sakit, saya masih menjawab: "tapi sakit ini bersifat sementara. apakah tuhan juga?"

ustadz itu makin galak, kemudian berteriak. "jadi kamu menolak adanya tuhan?!

dengan menahan marah dan berusaha santun, saya hanya menjawab: "tidak! saya hanya menolak semua analogi manusia tentang tuhan. karena udara, listrik, bahkan rasa sakit adalah makhluq (yang diciptakan). bagaimana mungkin kholiq (sang pencipta) dianalogikan serupa makhluq."

saya dan ustadz itu kemudian sama-sama terdiam. walau begitu, mungkin masing-masing benak kami tidak akan pernah pernah terdiam untuk bertanya. "seperti apa tuhan?"